TM3 LAB: Percobaan Pengukuran dengan Multitester dan Multimeter Digital



Yuhu................

Pada kesempatan ini, saya akan memberikan penjelasan tentang percobaan pengukuran dengan Multitester dan Multimeter Digital.
Yuk simak penjelasannya.




1.      Judul       :           MULTITESTER DAN MULTIMETER DIGITAL

2.      Tujuan    :
2.1       Dapat melakukan observasi multitester.
2.2       Dapat melakukan pengukuran dengan multimeter sebagai ohmmeter.
2.3       Dapat melakukan pengukuran dengan multimeter sebagai voltmeter AC (ACV).
2.4       Dapat melakukan pengukuran dengan multimeter sebagai voltmeter DC (DCV).
2.5       Dapat melakukan pengukuran dengan multimeter sebagai amperemeter DC (DCmA).
2.6       Dapat melakukan observasi alat multimeter digital yang dipakai.
2.7       Dapat melakukan pengukuran hambatan dengan multimeter digital sebagai ohmmeter.
2.8       Dapat melakukan pengukuran tegangan DC dengan multimeter digital sebagai voltmeter DC.
2.9       Dapat melakukan pengukuran tegangan AC dengan multimeter digital sebagai voltmeter AC.
2.10   Dapat melakukan pengukuran kuat arus DC dengan multimeter digital sebagai ampermeter DC.
2.11   Dapat melakukan pengukuran kuat arus AC dengan multimeter digital sebagai ampermeter AC.
2.12   Dapat melakukan pengukuran hfe transistor.

3.      Dasar Teori
Amperemeter, voltmeter, dan ohmeter, semuanya menggunakan gerak d’Arsonval. Perbedaan antara instrumen-instrumen ini adalah rangkaian didalam mana gerak dasar tersebut digunakan. Berarti adalah jelas bahwa sebuah instrumen tunggal dapat direncanakan untuk melakukan ketiga fungsi pengukuran itu. Instrumen ini dilengkapi untuk sebuah saklar posisi (function-switch) untuk menghubungkan rangkaian yang sesuai gerak d’Arsonval disebut multimeter atau volt-ohm miliamperemeter atau VOM (Cooper,1991:79).
Gerakan dasar kumparan putar maknit permanen (Permanent Magnet Moving Coil, PMMC) sering disebut sebagai gerak d’Arsonval. Desain ini memungkinkan maknit besar didalam suatu ruang tertentu digunakan bila diinginkan fluksi paling besar didalam senjang udara. Ini adalah instrumen dengan kebutuhan daya yang sangat rendah dan arus yang kecil untuk penyimpangan skala penuh (full scale deflection). Maknit permanen berbentuk seperti sepatu kud (Cooper,1991:54).

Arus Bolak-Balik
                        Menurut Mikrajuddin Abdullah (2006:300-301), arus bolak balik adalah arus yang arahnya berubah-ubah secara bergantian. Pada suatu saat arah arus ke kanan, kemudian berubah menjadi ke kiri, kemudian ke kanan, ke kiri dan seterusnya.
 








Gambar 3.1. (a) arus bolak-balik secara sinusoidal, (b) arus bolak-balik berpola segitiga.
                       
                        Bentuk arus bolak-balik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Arus yang dihasilkan semua pembangkit tenaga listrik adalah arus bolak-balik sinusoidal. Kebergantungan arus terhadap waktu dapat dinyatakan oleh fungsi kosinus berikut ini:
 





Text Box: T                                                                                                      

(b)
 

(a)
 
 

                
Gambar 3.2. (a) contoh arus bolak-balik, (b) contoh tegangan arus bolak-balik.
                                                                                                                                               
Multimeter Analog
                        Menurut Strisatyorini (2002: 12), multimeter analog atau multimeter jarum adalah alat pengukuran besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum jam yang bergerak ke range-range, yang kita ukur dengan probe. Alat ukur ini tidak digunakan untuk mengukur secra detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada. Adapun fungsi multimeter analog yaitu mengukur besarnya:
1.      Hambatan (R)
2.      Doida
3.      Transistor
4.      Tegangan AC (V)
                   Multimeter analog mempunyai beberapa bagian yaitu seperti skrup pengatur kedudukan jarum penunjuk, tombol yang mengtur jumlah penunjuk, tombol untuk mengatur jumlah penunjuk pada kedudukan nol, skala pemilih, lubang kutub, skala pemilih polaritas, kotak meter, jarum penunjuk meter dan skala.

Multimeter Digital
                   Menurut Ilham (1994:20), multimeter digital adalah alat ukur yng dapat mengukur besar besaran elektronik dimana besaran itu dapat dibaca dengan jelas sehingga mengurangi tingkat kesalahan dalam menentukan nilai besaran kelistrikan. Dalam pengukuran multimeter digital, hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang tampil pada layar display.
                   Cara menggunakan multimeter digital antara lain sebagai berikut:
1.      Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya dirawat.
2.      Sebelum mengukur suatu besaran listrik perhatikan dahulu besaran apa yang akan dipakai.
3.      Mulailah dari baterai ukur yang paling besar. Pembacaan multimeter akan teliti bila penunjuk jarum terletak didaerah skala penuh.

Rangkaian Dasar Amperemeter
                   Rangkaian amperemeter adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik pada sebuah rangkaian listrik dalam hal ini adalah arus searah. Rangkaian ini menggunakan d’Arsonval meter. Rangkaian ini untuk mengetahui besar arus yang hendak diukur. Akan tetapi, karena arus listrik yang dapat dilewatkan pada d’Arsonval meter sangat kecil, maka rangkaian amperemeter harus menggunakan rangkaian pembagi arus dengan menggunakan resistor.
Pada rangkaian pembagi arus berlaku Hukum Ohm yakni:
V = I.R
Tegangan pada R1 sama dengan tegangan pada Rmeter adalah:
Ishunt x Rshunt = Imeter x Rmeter
Ishunt : Imeter = Rmeter : Rshunt
Pembacaan pada meter disesuaikan dengan skala yang dipilih pada skala putar oleh pemakai. Untuk mengukur arus pada suatu rangkaian, maka amperemeter dipasang seri terhadap rangkaian yang hendak diukur besar arusnya (Indiraharti, 2006:5).
4.      Alat dan Komponen
4.1  Pengukuran menggunkan multitester
1.      Multimeter                        1 buah
2.      Baterai                               2 buah
3.      Tempat baterai                  2 buah
4.      Tahanan                             1 buah
5.      Saklar                                1 buah
6.      Power suplay                     1 buah
7.      Kabel                                 10 potong
4.2  Pengukuran menggunakan multimeter digital
1.      Multimeter digital             1 buah
2.      Baterai                               1 buah
3.      Tempat baterai                  2 buah
4.      Tahanan 600 ohm              1 buah
5.      Tahanan 50 ohm                1 buah
6.      Saklar                                1 buah
7.      Power suplay                     1 buah
8.      Kabel penghubung            10 potong

5.      PROSEDUR PERCOBAAN
Pengukuran menggunakan multitester :
a.       Observasilah multitester dan kalibrasilah, yaitu dengan memeriksa apakah jarum sudah tepat berada di nol kalau belum dapat diatur dengan sekrup yang ada itengah.
b.      Multitester sebagai ohmmeter
1.      Ukurlah tahanan dengan multimeter sebagai ohmmeter
2.      Harga tahanan yang ke-2nya dihubungkan secara seri
3.      Ukurlah harga tahanan itu satu per satu
4.      Hubungkan R1 dengan R2 secara paralel, ukurlah harga tahanannya
c.       Multitester  sebagai voltmeter AC (ACV)
1.      Ukurlah potensial pada stop kontak didinding dengan menggunakan multitester sebagai voltmeter AC. Alihkan gangang skalar pengatur jangkauan ukur ke 250 ACV. Hubungkan kabel merah dan hitam ke lobang stop kontak didinding.
2.      Hubungkan power suplay dengan stop kontak dan hidupkanlah. Ukurlah output power suplay suplay dengan stop kontak dan hidupkanlah. Ukurlah output power suplay pada AC dengan multitester dengan mengalihkan gangang saklar pengatur. Jangkauan ukur ke 10 dan 50 ACV berturut-turut ukurlah mulai dari variabel 2V, 4V, ke 50 ACV.
d.      Multitester sebagai voltneter DC (DCV)
1.      Ukurlah potensial antara titik a dan titik b dengan multitester sebagai voltmeter DC.
2.      Beda potensial antara titik a dan b yang dinyatakan multitester sebagai voltmeter DC.
3.      Tambah baterai 1 buah lagi. Hubungkan power suplay ke sumber tengangan (stop kontak didinding) kemudian hidupkan. Ukurlah output power suplay pada DC dengan multitester. Alihkan gangang saklar pengatur jangkauan ukur ke 10 DCV, berturut-turut ukurlah mulai dari variabel 2V, 4V, 6V. Untuk variabel 8V, 10V dan 12V, alihkan gangang saklar pengatur jangkauan ukur ke 50 DCV
e.       Multitester sebagai ampermeter DC (DCmA)
1.      Ukurlah kuat arus DC mA dengan multitester
2.      Hitunglah kuat arus yang dinyatakan multitester sebagai ampermeter DC mA
3.      Tambahan baterai 1 buah lagi secara seri. Hitung kuat arusnya.
Pengukuran menggunakan multimeter digital
a.       Observasilah multimeter digital yang dipakai. Sesuaikan langkah menurut teori dasar yang sudah dibaca.
Lakukan memindahkan-mindahkan kabel dan menekan tombol-tombol sesuai dengan teori dasar sebelum dilakukan pengukuran langsung pada kegiatan b dan seterusnya.
b.      Pengukuran hambatan dengan multimeter digital
1.      Ukurlah harga tahanan dengan multimeter digital sebagai ohmmeter, tekan tombol seperti yang dinyatakan teori dasar.
2.      Ukurlah harga tahanan R1 dan R2 yang dihubungkan secara seri
3.      Ukur harga tahanan R1 dan R2 yang dihubungkan secara paralel
c.       Pengukuran tegangan Dcdengan multimeter digital
1.      Tekan tombol dan hubungkan kabel seperti yang dinyatakan teoridasar
2.      Ukur tegangan.
3.      Ukur tegangan keluaran power suplay keluaran DC berturut-turut ukurlah mulai dari variabel 2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan 12V.
d.      Pengukuran kuat arus DC dengan multimeter digital
1.      Ukur kuat arus DC mA dengan multimeter digital
2.      Tekanan tombol-tombol dan alihkan kabel merah sesuai dengan teori
3.      Tukar R1 = 1000 Ω dengan R2 = 50 Ω yang dihubungkan secara seri
4.      Tambahkan baterai 1 menjadi 2
e.       Pengukuran tegangan AC dengan multimeter digital
1.      Tekan tombol-tombol dan atur kabel merah dan hitam seperti yang dinyatakan teori dasar.
2.      Ukur tegangan AC untuk input power suplay
3.      Ukur tegangan keluaran AC power suplay berturut-turut ukur mulai dari variabel 2V, 4V, 6V,8V, 10 dan 12V.
f.       Pengukuran kuat arus AC dengan multimeter digital
1.      Tekan tombol-tombol dan atur kabel merah dan hitam
2.      Ukur kuat arus AC untuk rangkaian arus pada bola 100 W.
3.      Ukur tahanan bola lampu 100 watt dengan multimeter digital
4.      Ukurlah tegangan input dengan multimeter digital sesuaikan tombol-tombolnya menurut teori dasar.
g.      Menggunakan hfe transistor dengan multimeter digital
1.      Atur tombol-tombol sesuai dengan yang dinyatakan teori dasar untuk mengukur hfe transistor
2.      Untuk hfe transistor NPN
3.      Untuk transistor PNP


6.      Hasil dan Pembahasan
6.1  Hasil

Resistor 1 = (Orange, Orange, Orange,  Emas)
               =       3            3          103         5%
                  =   33 x10³  ± 5%  =  33000  ± 5%
Resistor 2 = (Coklat, Merah, Coklat, Emas)
            =     1            2          101        5%
                =    120  ±  5%
Resistor Proteksi
Resistor 1 = 50000 Ω
Resistor 2 = 150 Ω
1)      Pengukuran menggunakan multitester dan multimeter digital sebagai Ohm meter.
a.       Penggunaan  Multitester
                  Seri                                          Paralel
Teori
Praktek
   
Teori
Praktek
33,120 Ω
40000 Ω
119,56 Ω
150 Ω

b.      Penggunaan Multimeter digital
               Seri                                             Paralel
Teori
Praktek
   
Teori
Praktek
33,120 Ω
32,5 kΩ
119,56 Ω
107,7 Ω

2)      Pengukuran tegangan AC/DC menggunakan multimeter digital
a.       Pengukuran tegangan AC
T
M
% Kesalahan
5 Volt
6,66  Volt
24  %
10 Volt
9,99 Volt
0,1 %
b.      Pengukuran tegangan DC
T
M
% Kesalahan
5 Volt
5,04 Volt
8 %
10 Volt
10,54 Volt
9 %
3)      Pengukuran tegangan AC/DC menggunakan multitester
a.       Pengukuran tegangan AC
T
M
% Kesalahan
5 Volt
4,4  Volt
12  %
10 Volt
10  Volt
0  %

b.      Pengukran tegangan DC
T
M
% Kesalahan
5 Volt
4,2 Volt
56 %
10 Volt
9  Volt
10 %


Yap, hanya itu yang bisa saya jelaskan.

          Mau tau lebih lanjut? Yuk klik link berikut: download

Komentar