Yuhu................
Pada kesempatan ini, saya akan memberikan penjelasan tentang percobaan pengukuran dengan Multitester dan Multimeter Digital.
Yuk simak penjelasannya.
1. Judul : MULTITESTER
DAN MULTIMETER DIGITAL
2. Tujuan :
2.1
Dapat melakukan observasi multitester.
2.2
Dapat melakukan pengukuran dengan
multimeter sebagai ohmmeter.
2.3
Dapat melakukan pengukuran dengan
multimeter sebagai voltmeter AC (ACV).
2.4
Dapat melakukan pengukuran dengan
multimeter sebagai voltmeter DC (DCV).
2.5
Dapat melakukan pengukuran dengan
multimeter sebagai amperemeter DC (DCmA).
2.6
Dapat melakukan observasi alat
multimeter digital yang dipakai.
2.7
Dapat melakukan pengukuran hambatan
dengan multimeter digital sebagai ohmmeter.
2.8
Dapat melakukan pengukuran tegangan DC
dengan multimeter digital sebagai voltmeter DC.
2.9
Dapat melakukan pengukuran tegangan AC
dengan multimeter digital sebagai voltmeter AC.
2.10
Dapat melakukan pengukuran kuat arus DC
dengan multimeter digital sebagai ampermeter DC.
2.11
Dapat melakukan pengukuran kuat arus AC
dengan multimeter digital sebagai ampermeter AC.
2.12
Dapat melakukan pengukuran hfe
transistor.
3. Dasar Teori
Amperemeter, voltmeter,
dan ohmeter, semuanya menggunakan gerak d’Arsonval. Perbedaan antara
instrumen-instrumen ini adalah rangkaian didalam mana gerak dasar tersebut
digunakan. Berarti adalah jelas bahwa sebuah instrumen tunggal dapat
direncanakan untuk melakukan ketiga fungsi pengukuran itu. Instrumen ini
dilengkapi untuk sebuah saklar posisi (function-switch)
untuk menghubungkan rangkaian yang sesuai gerak d’Arsonval disebut multimeter
atau volt-ohm miliamperemeter atau VOM (Cooper,1991:79).
Gerakan dasar kumparan
putar maknit permanen (Permanent Magnet
Moving Coil, PMMC) sering disebut sebagai gerak d’Arsonval. Desain ini
memungkinkan maknit besar didalam suatu ruang tertentu digunakan bila
diinginkan fluksi paling besar didalam senjang udara. Ini adalah instrumen
dengan kebutuhan daya yang sangat rendah dan arus yang kecil untuk penyimpangan
skala penuh (full scale deflection).
Maknit permanen berbentuk seperti sepatu kud (Cooper,1991:54).
Arus Bolak-Balik
Menurut
Mikrajuddin Abdullah (2006:300-301), arus bolak balik adalah arus yang
arahnya berubah-ubah secara bergantian. Pada suatu saat arah arus ke kanan,
kemudian berubah menjadi ke kiri, kemudian ke kanan, ke kiri dan seterusnya.
Gambar
3.1. (a) arus bolak-balik secara sinusoidal, (b) arus bolak-balik berpola
segitiga.
Bentuk arus bolak-balik yang paling sederhana
adalah arus sinusoidal. Arus yang dihasilkan semua pembangkit tenaga listrik
adalah arus bolak-balik sinusoidal. Kebergantungan arus terhadap waktu dapat
dinyatakan oleh fungsi kosinus berikut ini:
|
||||
|
||||
Gambar
3.2. (a) contoh arus bolak-balik, (b) contoh tegangan arus bolak-balik.
Multimeter
Analog
Menurut Strisatyorini
(2002: 12), multimeter analog atau multimeter jarum adalah alat pengukuran
besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum jam yang bergerak ke
range-range, yang kita ukur dengan probe. Alat ukur ini tidak digunakan untuk
mengukur secra detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya
digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran juga
digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik
sesuai dengan rangkaian blok yang ada. Adapun fungsi multimeter analog yaitu
mengukur besarnya:
1. Hambatan
(R)
2. Doida
3. Transistor
4. Tegangan
AC (V)
Multimeter analog mempunyai
beberapa bagian yaitu seperti skrup pengatur kedudukan jarum penunjuk, tombol
yang mengtur jumlah penunjuk, tombol untuk mengatur jumlah penunjuk pada
kedudukan nol, skala pemilih, lubang kutub, skala pemilih polaritas, kotak
meter, jarum penunjuk meter dan skala.
Multimeter
Digital
Menurut Ilham (1994:20),
multimeter digital adalah alat ukur yng dapat mengukur besar besaran elektronik
dimana besaran itu dapat dibaca dengan jelas sehingga mengurangi tingkat
kesalahan dalam menentukan nilai besaran kelistrikan. Dalam pengukuran
multimeter digital, hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang
tampil pada layar display.
Cara menggunakan multimeter
digital antara lain sebagai berikut:
1. Dalam
keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya dirawat.
2. Sebelum
mengukur suatu besaran listrik perhatikan dahulu besaran apa yang akan dipakai.
3. Mulailah
dari baterai ukur yang paling besar. Pembacaan multimeter akan teliti bila
penunjuk jarum terletak didaerah skala penuh.
Rangkaian
Dasar Amperemeter
Rangkaian amperemeter adalah
rangkaian yang berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik pada sebuah
rangkaian listrik dalam hal ini adalah arus searah. Rangkaian ini menggunakan d’Arsonval
meter. Rangkaian ini untuk mengetahui besar arus yang hendak diukur. Akan
tetapi, karena arus listrik yang dapat dilewatkan pada d’Arsonval meter sangat
kecil, maka rangkaian amperemeter harus menggunakan rangkaian pembagi arus
dengan menggunakan resistor.
Pada
rangkaian pembagi arus berlaku Hukum Ohm yakni:
V = I.R
Tegangan
pada R1 sama dengan tegangan pada Rmeter adalah:
Ishunt x Rshunt
= Imeter x Rmeter
Ishunt : Imeter
= Rmeter : Rshunt
Pembacaan
pada meter disesuaikan dengan skala yang dipilih pada skala putar oleh pemakai.
Untuk mengukur arus pada suatu rangkaian, maka amperemeter dipasang seri
terhadap rangkaian yang hendak diukur besar arusnya (Indiraharti, 2006:5).
4.
Alat
dan Komponen
4.1 Pengukuran
menggunkan multitester
1. Multimeter
1 buah
2. Baterai 2 buah
3. Tempat
baterai 2 buah
4. Tahanan
1 buah
5. Saklar 1 buah
6. Power
suplay 1 buah
7. Kabel 10 potong
4.2 Pengukuran
menggunakan multimeter digital
1. Multimeter
digital 1 buah
2. Baterai 1 buah
3. Tempat
baterai 2 buah
4. Tahanan
600 ohm 1 buah
5. Tahanan
50 ohm 1 buah
6. Saklar 1 buah
7. Power
suplay 1 buah
8. Kabel
penghubung 10 potong
5.
PROSEDUR
PERCOBAAN
Pengukuran menggunakan
multitester :
a. Observasilah
multitester dan kalibrasilah, yaitu dengan memeriksa apakah jarum sudah tepat
berada di nol kalau belum dapat diatur dengan sekrup yang ada itengah.
b. Multitester
sebagai ohmmeter
1. Ukurlah
tahanan dengan multimeter sebagai ohmmeter
2. Harga
tahanan yang ke-2nya dihubungkan secara seri
3. Ukurlah
harga tahanan itu satu per satu
4. Hubungkan
R1 dengan R2 secara paralel, ukurlah harga tahanannya
c. Multitester sebagai voltmeter AC (ACV)
1. Ukurlah
potensial pada stop kontak didinding dengan menggunakan multitester sebagai
voltmeter AC. Alihkan gangang skalar pengatur jangkauan ukur ke 250 ACV.
Hubungkan kabel merah dan hitam ke lobang stop kontak didinding.
2. Hubungkan
power suplay dengan stop kontak dan hidupkanlah. Ukurlah output power suplay
suplay dengan stop kontak dan hidupkanlah. Ukurlah output power suplay pada AC
dengan multitester dengan mengalihkan gangang saklar pengatur. Jangkauan ukur
ke 10 dan 50 ACV berturut-turut ukurlah mulai dari variabel 2V, 4V, ke 50 ACV.
d. Multitester
sebagai voltneter DC (DCV)
1. Ukurlah
potensial antara titik a dan titik b dengan multitester sebagai voltmeter DC.
2. Beda
potensial antara titik a dan b yang dinyatakan multitester sebagai voltmeter DC.
3. Tambah
baterai 1 buah lagi. Hubungkan power suplay ke sumber tengangan (stop kontak
didinding) kemudian hidupkan. Ukurlah output power suplay pada DC dengan
multitester. Alihkan gangang saklar pengatur jangkauan ukur ke 10 DCV,
berturut-turut ukurlah mulai dari variabel 2V, 4V, 6V. Untuk variabel 8V, 10V
dan 12V, alihkan gangang saklar pengatur jangkauan ukur ke 50 DCV
e. Multitester
sebagai ampermeter DC (DCmA)
1. Ukurlah
kuat arus DC mA dengan multitester
2. Hitunglah
kuat arus yang dinyatakan multitester sebagai ampermeter DC mA
3. Tambahan
baterai 1 buah lagi secara seri. Hitung kuat arusnya.
Pengukuran
menggunakan multimeter digital
a. Observasilah
multimeter digital yang dipakai. Sesuaikan langkah menurut teori dasar yang
sudah dibaca.
Lakukan
memindahkan-mindahkan kabel dan menekan tombol-tombol sesuai dengan teori dasar
sebelum dilakukan pengukuran langsung pada kegiatan b dan seterusnya.
b. Pengukuran
hambatan dengan multimeter digital
1. Ukurlah
harga tahanan dengan multimeter digital sebagai ohmmeter, tekan tombol seperti
yang dinyatakan teori dasar.
2. Ukurlah
harga tahanan R1 dan R2 yang dihubungkan secara seri
3. Ukur
harga tahanan R1 dan R2 yang dihubungkan secara paralel
c. Pengukuran
tegangan Dcdengan multimeter digital
1. Tekan
tombol dan hubungkan kabel seperti yang dinyatakan teoridasar
2. Ukur
tegangan.
3. Ukur
tegangan keluaran power suplay keluaran DC berturut-turut ukurlah mulai dari
variabel 2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan 12V.
d. Pengukuran
kuat arus DC dengan multimeter digital
1. Ukur
kuat arus DC mA dengan multimeter digital
2. Tekanan
tombol-tombol dan alihkan kabel merah sesuai dengan teori
3. Tukar
R1 = 1000 Ω dengan R2 = 50 Ω yang dihubungkan secara seri
4. Tambahkan
baterai 1 menjadi 2
e. Pengukuran
tegangan AC dengan multimeter digital
1. Tekan
tombol-tombol dan atur kabel merah dan hitam seperti yang dinyatakan teori
dasar.
2. Ukur
tegangan AC untuk input power suplay
3. Ukur
tegangan keluaran AC power suplay berturut-turut ukur mulai dari variabel 2V,
4V, 6V,8V, 10 dan 12V.
f. Pengukuran
kuat arus AC dengan multimeter digital
1. Tekan
tombol-tombol dan atur kabel merah dan hitam
2. Ukur
kuat arus AC untuk rangkaian arus pada bola 100 W.
3. Ukur
tahanan bola lampu 100 watt dengan multimeter digital
4. Ukurlah
tegangan input dengan multimeter digital sesuaikan tombol-tombolnya menurut
teori dasar.
g. Menggunakan
hfe transistor dengan multimeter digital
1. Atur
tombol-tombol sesuai dengan yang dinyatakan teori dasar untuk mengukur hfe
transistor
2. Untuk
hfe transistor NPN
3. Untuk
transistor PNP
6. Hasil
dan Pembahasan
6.1 Hasil
Resistor 1 = (Orange, Orange, Orange, Emas)
= 3 3
103 5%
= 33 x10³
±
5% = 33000 ± 5%
Resistor 2 = (Coklat, Merah, Coklat, Emas)
= 1 2 101 5%
= 120 ± 5%
Resistor Proteksi
Resistor 1
= 50000 Ω
Resistor 2
= 150 Ω
1) Pengukuran
menggunakan multitester dan multimeter digital sebagai Ohm meter.
a. Penggunaan Multitester
Seri Paralel
Teori
|
Praktek
|
Teori
|
Praktek
|
|
33,120 Ω
|
40000 Ω
|
119,56 Ω
|
150 Ω
|
b. Penggunaan Multimeter digital
Seri Paralel
Teori
|
Praktek
|
Teori
|
Praktek
|
|
33,120 Ω
|
32,5 kΩ
|
119,56 Ω
|
107,7 Ω
|
2)
Pengukuran tegangan AC/DC menggunakan
multimeter digital
a.
Pengukuran tegangan AC
T
|
M
|
% Kesalahan
|
5 Volt
|
6,66 Volt
|
24 %
|
10 Volt
|
9,99 Volt
|
0,1 %
|
b.
Pengukuran tegangan DC
T
|
M
|
% Kesalahan
|
5 Volt
|
5,04 Volt
|
8 %
|
10 Volt
|
10,54 Volt
|
9 %
|
3)
Pengukuran tegangan AC/DC menggunakan
multitester
a.
Pengukuran tegangan AC
T
|
M
|
% Kesalahan
|
5 Volt
|
4,4 Volt
|
12 %
|
10 Volt
|
10 Volt
|
0 %
|
b.
Pengukran tegangan DC
T
|
M
|
% Kesalahan
|
5 Volt
|
4,2 Volt
|
56 %
|
10 Volt
|
9 Volt
|
10 %
|
Yap, hanya itu yang bisa saya jelaskan.
Mau tau lebih lanjut? Yuk klik link berikut: download
Komentar
Posting Komentar